Jadi Sekolah Percontohan, MTs-MA GUPPI Al Barkah Terima Makan Bergizi Gratis Perdana, Siap Songsong Indonesia Emas 2045

MA-ALBARKAH.SCH.ID – Program makan bergizi gratis (MBG) telah bergulir di berbagai sekolah di Indonesia.

MBG merupakan usaha pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui penguatan gizi bagi anak sekolah.

MBG bertujuan untuk mengatasi masalah gizi buruk dan stunting di Indonesia.

Upaya tersebut terus digulirkan dengan memperluas jangkau sekolah yang menerima program MBG.

Di antara sekolah yang menerima makan bergizi gratis adalah Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al Barkah, dan Madrasah Aliyah (MA) GUPPI Al Barkah.

Untuk pertama kalinya, MTs-MA GUPPI Al Barkah menerima program MBG pada Selasa, 19 Agustus 2025.

Sekolah yang terletak di Desa Sukajadi ini menjadi percontohan program MBG di Kecamatan Sadananya, Kabupaten Ciamis.

SPPG Mekarjadi yang berlokasi di Desa Mekarjadi menjadi dapur penyedia makan bergizi gratis untuk MTs-MA GUPPI Al Barkah dan beberapa sekolah lainnya.

Kepala Dapur SPPG Mekarjadi, Deni Maulana Dipraja mengatakan, pihaknya menjadi penyedia makan bergizi gratis bagi 27 sekolah.

“Kita sudah tekan kontrak dengan 27 sekolah yang terdiri dari RA, MI sederajat, SMP sederajat, bahkan SMA sederajat. Untuk kemarin kita sudah simbolisasi 1.000 porsi di daerah Mekarjadi saja. Untuk hari ini kita sudah di 3.900 porsi, dan itu sudah mencakup semua,” kata Deni Maulana Dipraja.

Wakil Kepala MTs Al Barkah, Jamjam Barkah menjelaskan mekanisme pembagian makan bergizi gratis kepada siswa.

“Pembagian melalu wali kelas dibantu ketua murid dan dilaksanakan dari pukul 09.00-10.00 WIB,” jelasnya.

Lebih lanjut, Jamjam mengatakan, sebelum pelaksanaan, pihak sekolah telah melakukan pendataan untuk mengetahui apakah ada siswa yang alergi makanan atau tidak.

“Pendataan sudah dilakukan dan Allhamdulillah di MTS Al Barkah semuanya sehat, tidak ada yang alergi sama sekali,” tukasnya.

Sementara itu, Wakil Kepala Bidang Humas, Ratna Wulan menjelaskan mekanisme program MBG dari pengajuan, pendataan hingga reralisasi.

“Dari awal pengajuan, tim mitra yayasan mereka mendata sekolah MA GUPPI Al Barkah untuk menjadi penerima manfaat MBG. Kemudian ada undangan untuk penandatanganan MoU di Dapur MBG,” katanya.

“Di dapur MBG, pihak SPPG menjelaskan segala macam yang terkait pelaksanaan program MBG dari pemerintah,” lanjutnya.

Menurut Ratna, pihaknya juga melakukan pendataan terlebih dahulu untuk mengetahui kemungkianan siswa alergi terhadap makanan tertentu.

“Pendataan juga sudah untuk siswa-siswi yang alergi makanan tertentu, dan Allhamdulillah tidak ada yang diberi tanda khusus,” jelasnya.

Siswa Menyambut MBG dengan Senang Hati

Program makan bergizi gratis yang digulirkan oleh Presiden Prabowo mendapat sambutan hangat dari para siswa.

Mereka mengaku senang dengan adanya program tersebut. Selain dapat makan gratis, juga bisa menghemat pengeluaran.

“Saya sangat bangga dan senang, karena makanan bergizi gratis dapat membantu siswa-siswi untuk tidak membawa bekal dari rumah dan mengeluarkan uang saku untuk membeli makanan di luar, sehingga uang saku dapat dialokasikan untuk keperluan lainnya. MBG membantu siswa menjadi anak yang sehat, fokus belajar dan kurangi stunting apalagi dengan makanannya yang bergizi dan enak, dapat membantu siswa mendapatkan gizi seimbang,” ucap Anisa, salah seorang siswa MA GUPPI Al Barkah.

“Terimakasih kedapa presiden kita Bapak Prabowo Subianto, semoga sehat selalu dan semoga dengan MBG ini bisa menjadikan generasi emas dan gemilang,” tambahnya.

Senada dengan Anisa, Abdul Rohimat murid MTs Al Barkah mengaku terbantu dengan adanya MBG.

“Terimakasih kepada Bapak Prabowo Subianto yang telah melakukan program MBG ini untuk diberikan kepada seluruh rakyat Indonesia. Karena dengan MBG ini kita bisa menyisihkan uang jajan untuk tidak membeli makanan yang kurang sehat dan bergizi,” ujarnya.

Sebagai informasi program MBG menyasar anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan dan perkembangan. Sebab, gizi yang cukup, sangat penting untuk mendukung proses belajar mereka.

Dalam prosesnya, mulai dari memasak hingga distribusi ke sekolah-sekolah harus memenuhi standar yang ditentukan.***

Penulis: Anisa Rahayu Widjaya

Reporter: M. Sahrul Saepi/Zamzam Jamaludin/Wina Lismawati/Shania/Maura Ayu Liandari